October 09, 2015

WWE TIDAK PERNAH KE INDONESIA. SALAH SIAPA ?

Sebagai wrestling fans atau WWE fans pasti pernah ada keinginan ingin nonton WWE secara langsung di arena. Beberapa diantara kalian mungkin ada yang pernah menonton langsung. Tapi pasti semua fans WWE di Indonesia pernah bertanya:


"Kapan WWE ke Indonesia ?"

"Kenapa WWE ga pernah ke Indonesia ?"

Setelah membaca berbagai macam postingan baik dari Timeline di Line, lalu di Instagram ada gerakan "Bawa WWE ke Indonesia", tapi apakah itu berpengaruh ? Membuat WWE berpikir ingin membawa acara mereka ke Indonesia ? Mungkin saja. Tapi apakah bisa ?

Saya akan membahas berbagai macam sudut pandang baik sebagai seorang fans, warga Indonesia ataupun dari pemerintah. Terserah apakah kalian setuju atau tidak ? saya akan mencoba membuka mata para fans WWE di Indonesia mengenai masalah ini.

WWE pernah ditayangkan oleh salah stasiun TV Nasional, RCTI pada awal Tahun 2000an dan berhenti hingga Tahun 2003. Saya ingat yang menjadi host acara tersebut adalah Edwin dan Jhody, dengan slogan "SMACKDOWN !!! AAAAAAAAAAHHHH", dan acara tersebut ditayangkan pada Hari Kamis, pukul 21.30. Lalu acara dihentikan dikarenakan masalah rating yang kurang begitu bagus dan setahu saya banyak pihak yang protes. Walaupun begitu acara ini cukup populer di kalangan orang banyak di Indonesia.

Lalu Tahun 2004, stasiun TV TPI menayangkan acara tersebut dalam jam tayang yang sama namun kurang dari satu tahun penayangan sudah dihentikan, dikarenakan memang di TPI promosinya kurang begitu banyak. Tidak hanya TPI, namun Trans 7 pun menayangkan TNA.

Pada Tahun 2006, Lativi (sekarang TV One) kembali menayangkan acara WWE, bermula acara SmackDown lalu disusul oleh RAW. Promosi dan iklan yang dilakukan Lativi sangat gencar. Setiap acara selalu ada iklan SmackDown atau RAW. Saya ingat episode smackdown pertama yang ditayangkan Lativi adalah saat Kurt Angle memenangkan Battle Royal dan mendapatkan World Heavyweight Championship. Semenjak itu acara WWE sangat populer di Indonesia, bahkan saya bilang lebih populer dibandingkan yang sekarang. Waktu itu saya menduduki kelas 8 SMP dan 9 SMP, dan hampir setiap anak sekolah di SMP saya membicarakan John Cena, DX, Umaga, Big Show, Edge dan lain-lain. Baik itu teman saya yang tidak mengikuti WWE, ataupun yang baru mau mengikuti WWE. Seingat saya hanya saya dan saudara saya yang mengikuti WWE semenjak Tahun 2000, yang benar-benar mengikuti dan bukan hanya sekilas nonton saja.

Kepopuleran WWE memuncak, dan saya ingat dalam salah satu iklan WWE, John Cena menyambut para fans Indonesia. Bahkan komunitas resmi WWE sudah menjanjikan akan membawa tur acara mereka ke Indonesia. Seseorang bernama Indra B.I.G adalah alasan WWE bisa dibawa ke Lativi.

Lativi mendapatkan rating No. 1 dikarenakan acara WWE, yang tadinya ditayangkan pukul 22.00 dimajukan menjadi 21.00, lalu dimajukan menjadi 20.00. Namun tidak ada yang tahu bahwa ini adalah awal yang buruk hubungan WWE dan Indonesia. Acara WWE di Lativi non-stop dimulai dari jam 20.00 hingga 05.00 subuh dan hampir ada setiap hari. Saya ingat sewaktu Sahur, saya nyalakan TV dan melihat Lativi menayangkan acara SmackDown.

Suatu hari Metro TV menayangkan berita mengenai seorang anak kecil (9 Tahun) meninggal. Saya mendengar kesaksian teman-temannya, dan menurut teman-temannya mereka meniru gerakan SmackDown. Salah satu temannya mengatakan mereka menirukan gerakan "Tombstone" milik Undertaker. Kepala dibawah, dan mereka membanting temannya tersebut dengan keras dan kepala duluan. Dan anak yang dibanting tersebut meninggal seketika. Reaksi pertama saya sewaktu SMP adalah marah, karena saya tahu hal ini pasti akan diprotes oleh para orangtua.

Berbagai macam narasumber diwawancara dan menyalahkan acara "SmackDown", orang tua marah-marah karena acara SmackDown berbahaya dan minta dihentikan. Bahkan ada yang berniat menuntut Lativi, karena anak-anaknya patah tulang karena meniru acara SmackDown. Saya coba kontak dengan Indra B.I.G dan ia pun ikut panik mengenai situasi ini. Saya juga merasa sendiri karena saya merasa (saat itu) hanya saya sendiri yang pusing memikirkannya. Saya ingat salah satu Headline News di Metro Tv, "SMACKDOWN BERUJUNG MAUT". Bahkan saya ingat Kak Seto ikut bicara.

Akhirnya, Pemerintah Indonesia dan KPI memutuskan untuk menghentikan penayangan acara WWE di Lativi terhitung Oktober 2006. Bahkan wwe.com mengeluarkan pernyataan masalah ini, bisa dilihat artikelnya dengan klik link dibawah ini:

http://www.wwe.com/inside/news/375792011

Semenjak itu saya menduduki bangku SMA, dan banyak teman saya yang bertanya kepada saya, kenapa WWE dihentikan. Saya jawab, "Anak kecil yang salah niru gerakan WWE, jadi aja WWE dilarang di Indonesia". Saar itu saya hanya menyalahkan anak kecil tersebut.

Semakin kesini, di bangku kuliah, entah tiba-tiba ada pikiran "kenapa WWE gak ke Indonesia ya?", saya bertanya-tanya apa anak kecil itu saja yang salah ?. Sekarang saya baru paham bahwa ada berbagai pihak yang salah, bukan hanya anak kecil saja, namun saya tidak akan menyalahkan WWE karena peran mereka di Indonesia hanyalah "Acara" sebagai "Third Party".

Pertama, secara kasar, "Iya" anak kecil itu salah, tapi anak itu masih berusia 9 Tahun, yang belum bisa membedakan mana yang salah mana yang benar. Saya perkirakan 70% anak kecil yang menonton WWE tidak tahu bahwa WWE itu adalah "skenario" atau kasarnya "bohongan". Tapi saya yakin juga ada anak kecil yang tahu bahwa itu adalah "bohongan", tetapi mereka tidak tahu kalau sakit yang wrestler rasakan itu benar dan resikonya sangat besar. Saya juga ikut berdosa, karena sewaktu saya umur 9-12 Tahun saya pernah menirukan gerakan wrestling di kasur orang tua saya. Sampai akhirnya saya berhenti menirukan karena saudara saya mendorong saya ke jendela kamar, lumayang punggung dan tangan saya berdarah. Hingga sekarang masih ada bekas lukanya.

Dan maaf, daya penalaran anak kecil di kita (Indonesia) sulit menangkap hal seperti itu. Mungkin orang tua kurang tegas, ya "mungkin". Tapi menurut saya banyak orang tua sudah melakukan tugas mereka, namun anak kecil selalu diam-diam untuk menonton WWE (sama seperti saya saat umur segitu)

Saya memang "salah". Saya tahu WWE itu bohongan, tetapi sakit dan resikonya sangat besar, tapi masih saja ditirukan. Mungkin posisi saya dengan anak 9 Tahun yang meninggal akibat insiden tersebut sama, hanya saya lebih beruntung dan selamat. Bayangkan jika kalian adalah orang tua dari anak yang meninggal tersebut, apa yang kalian akan lakukan dengan WWE dan Lativi ?

Apakah fans boleh menyalahkan pemerintah melarang WWE masuk ke Indonesia lagi ? Saya jawab "boleh saja" sebagai fans. Tapi apakah kalian pernah merasakan di sudut pandang pemerintah ?

Para orangtua protes ke Lativi. Para narasumber menyudutkan pemerintah yang hanya diam saja menangani hal. Apa yang dilakukan pemerintah ? memundurkan jam tayang acara WWE menjadi 00.00 ? tetap saja pasti ada yang protes. Lativi mana mau, karena mereka membayar hak siar WWE yang saya perkirakan cukup mahal dan menayangkannya pukul 00.00, saya jamin ratingnya tidak akan setinggi penayangan pukul 20.00. Pemerintah menghentikan penayangan WWE karena ingin melindungi anak kecil dari tayangan "kekerasan".

Saya gak menjelek-jelekkan fans WWE di Indonesia, tapi fans WWE di Indonesia (sekarang terutama) hanyalah minoritas. Mereka yang ribut-ribut di Instagram, hanyalah sebagian kecil penduduk di Indonesia. Saya yakin lebih banyak yang protes dibandingkan yang mendukung.

Pemerintah mengorbankan kepentingan minoritas untuk kepentingan mayoritas.

Saya bukan orang berpolitik (bahkan saya benci politik Indonesia), tapi saya paham mengapa WWE dilarang di Indonesia. Saya yakin pemerintah ada yang merupakan fans WWE, tapi saya lebih yakin ada hal penting lain yang mereka pikirkan (kemiskinan, harga BBM, Rupiah dll).

Salah satu pihak lagi yang salah adalah Lativi. Saya mengerti kenapa Lativi menayangkan WWE pada pukul 20.00, dikarenakan rating yang besar. Pada pukul segitu, Lativi mengalahhkan rating stasiun TV yang lainnya. Tapi terlalu tinggi kamu memanjat pohon, terlalu tinggi kamu bisa terjatuh dari pohon tersebut. Sebelum ada WWE, acara Lativi tidak ada yang bagus dan tipikal acara TV di Indonesia.

Pada pukul 20.00 anak kecil belum pada tidur, mereka masih menyalakan TV, entah sambil mengerjakan PR. Bahkan sahur pun, Lativi tidak menayangkan acara Sahur, melainkan acara WWE. Semenjak Lativi menayangkan WWE secara daily, saya sudah menebak ada ribuan anak kecil yang menirukan gerakan WWE. Jujur saja saya marah mendengar berita kematian anak kecil tersebut, namun saya tidak kaget. Karena saya tahu bahwa anak kecil Indonesia belum siap menalar hal seperti ini.

Sekarang di Indonesia, WWE ditayangkan di MNC Sport., tidak semua keluarga rumah memiliki TV satelit.

Saya yakin banyak fans WWE ingin WWE ditayangkan di TV Nasional kembali, terutama yang mereka tidak punya TV Satelit. Sebagai fans WWE tentu kita tahu bahwa gerakan itu tidak boleh ditiru dan gerakannya sangat berbahaya. Tapi anak kecil yang baru menonton WWE, pasti belum paham. Bahkan sekarang UFC ditayangkan di salah satu stasiun TV, dan saya yakin pasti ada anak kecil yang suka menonton dan ingin menirukan gerakannya.

Salah satu alasan WWE tidak ke Indonesia adalah tidak ada TV Nasional yang menayangkan acara mereka. Mereka tahu kalau di Indonesia hanya ditayangkan di MNC Sports dan ratingnya tidak terlalu bagus, dikarenakan tidak semua orang bisa menonton MNC.

Saya tidak menjelek-jelekkan WWE sebagai tontonan yang berbahaya, hanya saya mencoba untuk merubah sundut pandang saya menjadi orang awam dan tidak tahu mengenai WWE. Sebagai orang awam saya yakin penilaian mereka adalah WWE itu "Bohongan", tapi mereka tahu bagi anak kecil WWE itu berbahaya. Terserah apakah WWE itu PG atau PG-13, tidak ada bedanya dengan orang di Indonesia yang tidak pernah mengikuti dan memahami acara WWE.

Saya juga tentu ingin WWE ke Indonesia. Saya mendukung banyak gerakan fans yang mendukung (saya sarankan lebih baik di TWITTER hingga trending topic). Tapi saya membayangkan juga jika WWE ke Indonesia, mungkin banyak gerakan ormas dll. yang protes. Terserah kalian mau setuju apa tidak, mungkin bagi para fans muda atau baru, agak sulit menerima seperti ini. Saya banyak menghadapi fans muda akhir-akhir ini dan banyak pertanyaan,

"Kapan WWE ke Indonesia ?".

Setelah kalian dewasa nanti, saya yakin kalian bisa mengerti.

Saya membaca blog yang sama membahas hal seperti ini rata-rata menyalahkan anak kecil dan pemerintah. Tapi harus dimengerti melihat sudut pandang berbeda.

Dan saya tidak memaksa kalian harus setuju dengan pendapat saya, karena ini hanyalah berupa opini berdasarkan perjalanan hidup saya sebagai salah satu fans WWE di Indonesia.

Terima Kasih

(follow me on Twitter, Instagram, Line, search: winphere)